Senin, 24 Maret 2014

Balasan Kejujuran & Amanah



Bismillaahirrahmaanirrhiim



Dari Abu Hurairah radhialahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda bahwasanya beliau menyebutkan seorang laki-laki dari Bani Israil yang meminta orang Bani Israil lainnya agar memberinya utang sebesar 1000 dinar. Lalu orang yang mengutanginya berkata, “Datangkanlah beberapa saksi agar mereka menyaksikan (utangmu ini)’. Ia menjawab, “Cukuplah Allah sebagai saksi bagiku!” Orang itu berkata, “Datangkanlah seseorang yang bisa menjamin (mu)!” Ia menjawab “Cukuplah Allah yang menjaminku!” Orang yang akan menghutanginya pun lalu berkata, “Engkau benar!” Maka uang itu diberikan kepadanya (untuk dibayar)pada waktu yang telah ditentukan.

(setelah lama) orang yang berhutang itu pun pergi berlayar untuk suatu keperluannya. Lalu ia mencari kapal  yang bisa mengantarnya karena utangnya telah jatuh tempo, tetapi ia tidak mendapat kapal tersebut. Maka iapun mengambil kayu yang kemudian ia lubangi, dan dimasukannya uang 1000 dinar di dalamnya berikut surat kepada pemiliknya. Lalu ia meratakan dan memperbaiki letaknya. Selanjutnya ia menuju ke laut seraya berkata, “Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku meminjam uang kepada si fulan sebanyak 1000 dinar. Ia memintaku seorang penjamin, maka aku katakan cukuplah Allah sebagai penjaminku, dan ia pun rela dengannya. Ia juga meminta kepadaku saksi, maka aku katakan, cukuplah Allah sebagai saksi, dan ia pun rela dengannya. Sungguh aku telah berusaha keras untuk mendapatkan kapal untuk mengirimkan kepadanya uang yang telah diberikannya kepadaku, tetapi aku tidak mendapatkan kapal itu. Karena itu, aku titipkan kepadaMu.” Lalu ia melemparkannya ke laut sehingga terapung-apung, lalu ia pulang.

Adapun orang yang member utang itu, maka ia mencari kapal yang datang ke negerinya. Maka ia pun keluar rumah untuk melihat-lihat barangkali ada kapal yang membawa titipan uangnya. Tetapi tiba-tiba Ia menemukan kayu yang di dalamnya terdapat uang. Lalu ia mengambilnya sebagai kayu bakar untuk istrinya. Namun ketika ia membelah kayu tersebut, ia mendapatkan uang berikut sepucuk surat. Setelah itu, datanglah orang yang berutang kepadanya. Ia membawa 1000 dinar seraya berkata, “Demi Allah, aku terus berusaha untuk mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang!” Orang yang mengutanginya berkata, “Bukankah engkau telah mengirimkan uang itu dengan sesuatu?” Ia menjawab, ‘Bukankah aku telah beritahu kepadamu bahwa aku tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang?’ Orang yang mengutanginya mengabarkan, “Sesungguhnya Allah telah menunaikan apa yang engkau kirimkan kepadaku melalui kayu. Karena itu bawalah uang 1000 dinarmu kembali dengan beruntung!” (HR. Al-Bukhari, 4/469, Kitabul Kaflah, dan Ahmad)

Setiap muslim diperintahkan untuk berlaku amanah dan memiliki akhlak yang baik serta sifat yang terpuji. Barang siapa melakukan sifat-sifat tersebut, niscaya ia diberi balasan yang baik, didunia maupun di akhirat. Barang siapa yang meninggalkan khianat dan menipu karena Allah dengan segenap kejujuran dan keikhlasan, niscaya Allah mengganti hal tersebut dengan kebaikan yang banyak.

* *Assalaamu'alaikum Wr.Wb* *

Kamis, 20 Maret 2014

Point of View






Bismillaahirrahmaanirrhiim


Hidup adalah mahal, jaga itu.
Hidup adalah kekayaan, simpan itu.
Hidup adalah kasih, nikmati itu.
Hidup adalah janji, lunasi itu.
Hidup adalah kesusahan, atasi itu.
Hidup adalah nyanyian, dendangkan itu.
Hidup adalah perjuangan, terima itu.

Beberapa tahun silam, seorang pemuda terpelajar dari
semarang sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta.
Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.
Sipemuda menyapa, dan tak lama mereka larut dalam obrolan ringan.

“Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta?” tanya si Pemuda.

“Oh… Saya mau ke Jakarta terus “connecting flight”
ke Singapore nengokin anak saya yang kedua” jawab ibu itu.

“Wouw…. Hebat sekali putra ibu.” pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.
Putera yang kedua ya?

bagaimana dengan kakak-adik adiknya ya??
pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang
didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.

“Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra kedua ya bu??
Bagaimana dengan kakak dan adik-adik nya?”

“Oh ya tentu” si Ibu bercerita : “Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang,
yang keempat kerja di Perkebunan di Lampung,
yang kelima menjadi kepala cabang bank di Purwokerto,
yang keenam menjadi dosen di Semarang”.

Pemuda itu diam, hebat ibu ini, bisa mendidik
anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke enam.

“terus bagaimana dengan anak pertama ibu?”

Sambil menghela nafas panjang, ibu itu menjawab,
“Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja, 
Dia menggarap sawahnya sendiri nak.”

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya bu… kalau ibu agak
kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan
tinggi dan sukses dipekerjaannya, sedang dia menjadi petani?”

Do you want to know the answer?????.....

Dengan tersenyum ibu itu menjawab,

“Ooo… tidak bukan begitu nak….”
“Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya,
 karena dialah yang membiayai sekolah adik-adiknya dari hasil dia bertani.”

Today’s lesson :

Everybody in the world is an important person.

Open your eyes.. your heart… your mind… you point of view

Because we can’t make summary before read “the book completely”

The wise person says… The more important thing is not WHO YOU ARE BUT WHAT YOU HAVE BEEN DOING

Be Happy… !

Assalaamu'alaikum Wr.Wb